Sebuah kamera merupakan alat utama dalam dunia fotografi, karena alat
ini sebagai sarana pembidik sekaligus sebagai perekam gambar terhadap
obyek atau peristiwa yang ingin dijadikan pentransferan imajinatif
moment estetis. Selain kamera sebagai senjata para fotografer, juga
terdapat beberapa peralatan atau perlengkapan lainnya guna untuk
mempermudah dalam mengambilan obyek serta mendapatkan beberapa kesan
atau karakter khusus pada karya fotografi yang akan diciptakannya nanti.
Beberapa peralatan tersebut diantaranya adalah Filter sebagai alat
untuk menciptakan karakter khusus pada hasil foto, Flash sebagai alat
bantu penciptaan cahaya, Tripod atau Monopod sebagai alat penyanggah
kamera, Shutter Release sebagai alat penekan yang digunakan dalam jarak
jauh dari kamera dan Vertical Grip untuk mempermudah dalam pengambilan
gambar dalam posisi vertical dan sekaligus sebagai cadangan baterai.
Masing-masing peralatan yang telah disebutkan di atas sering kali
digunakan dalam melakukan pemotretan baik di dalam ruangan atau diluar
ruangan. Tentu saja masing-masing mempunyai fungsi dan karakter
penggunaannya serta efek dari hasil foto terhadap peralatan yang telah
disebutkan diatas. Berikut ini akan dijelaskan secara terperinci dari
peralatan tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Filter
Filter dalam dunia fotografi dapat sebagai penyaring pencahayaan yang
masuk dalam lensa guna pembakaran sebuah film. Filter juga berfungsi
sebagai alat untuk penciptaan efek tertentu hingga terciptanya karakter
khusus terhadap obyek yang dibidiknya. Penciptaan efek tersebut
tergantung dari jenis filter yang digunakan dalam melakukan pemotretan.
Filter dalam fotografi berbentuk ring lingkaran terbuat dari bahan kaca
khusus dengan karakter beraneka ragam yang mencerminkan efek pada hasil
fotografi. Pemasangan atau penempatan filter pada kamera fotografi
dipasang di depan lensa kamera dengan cara memutar ring filternya, dan
diameter ring filter ini harus sesuai dengan besarnya diameter lensa
kamera. Berbagai macam jenis filter dalam fotografi telah beredar di
tengah masyarakat, dan beberapa filter tersebut akan diuraikan
penjelasnnya sebagai berikut ini :
a. Filter Clear atau Normal
Filter Clear adalah dalam dunia fotografi berfungsi untuk melindungi
lensa kamera. Filter ini tidak menciptakan efek terhadap hasil bidikan,
tetapi hanya untuk melindungi dari lensa kamera terhadap debu yang
riskan menempel pada lensa hingga pada akhirnya nanti mengganggu dari
pencahayaan yang masuk. Filter ini sering juga disebut dengan filter
normal, disebut demikian karena tidak berefek terhadap hasil pencahayaan
yang masuk dalam lensa kamera pada waktu terjadinya proses exposure.
Adalah fatal jika lensa kamera tergores karena adanya benturan benda
tumpul yang secara tidak sengaja dalam pembawaan kamera. Berkat adanya
filter clear ini, maka lensa kamera yang harganya mahal itu bisa
terselamatkan, meskipun harus mengorbankan ring filternya, minimal kita
hanya menganti ongkos yang ringan yaitu membeli filternya daripada harus
membeli lensanya dengan harga mahal itu.
* Filter Clear dalam fotografi berfungsi sebagai pelindung lensa
kamera dari unsur kotoran debu yang selalu mudah menempel pada saat
melakukan pemotretan di luar gedung. Selain itu juga menjaga lensa
terbebas dari goresan benda-benda tumpul *
b. Filter Ultra Violet (UV)
Filter Ultra Violet mirip dengan dengan Filter Clear, Tetapi Filter
Ultra Violet selain berfungsi melindungi lensa dari kotoran debu, juga
mampu fungsi lain yaitu menyaring sinar ultra violet yang berdampak pada
hasil foto menjadi berkabut atau dengan istilah lain Haze. Cahaya yang
membawa sinar ultra violet biasanya berada pada obyek-obyek semacam
daerah pegunungan dan pantai. Dengan memakai Filter Ultra Violet ini,
maka cahaya yang masuk ke dalam lensa akan disaring terlebih dahulu
melalui filter, sehingga hasil foto akan lebih menampilkan ketajamannya.
Efek pemakaian pada filter ini lebih kelihatan pada kamera jenis manual
atau kamera yang masih menggunakan media penyimpanannya dengan film
seluloid. Sedangkan untuk kamera digital tidak begitu kelihatan efeknya,
hal itu dikarenakan efek dari sinar ultra violet sudah tereduksi dengan
sensor beberapa jenis kamera yang bergitu canggih.
* Pemakaian Filter Ultra Violet akan menahan sinar ultra violet yang
menyebabkan hasil foto berkabut. Dengan menggunakan filter ini, maka
hasil foto yang dibidik dapat terjaga ketajaman dan realitas warnannya*
c. Filter Neutral Density (ND)
Filter Neutral Density (ND) merupakan filter kamera fotografi yang
berfungsi untuk menurunkan cahaya yang berlebihan dengan jangka waktu
yang lebih lama dalam pengeksekusian exposure, terutama keadaan di siang
bolong. Filter ini mampu menciptakan kesan redup dalam cuaca yang
begitu terik. Keadaan ini bisa dianalogikan dengan pemakaian sebuah
kacamata hitam di siang hari. Apabila kita berjalan di siang hari yang
terik dengan menggunakan kaca mata hitam, maka pandangan mata kita
terhadap obyek yang ada dipenglihatan akan tercipta dengan suasana
keredupan. Demikian juga dengan kamera fotografi yang menggunakan Filter
Neutral Density akan menciptakan suatu keredupan dalam hasilnya nanti
meskipun cucanya dalam keadaan panas dari terik matahari yang
menyinarinya. Pemakaian filter ini akan tampak hidup jika dikaitkan
dengan karakter gerakan air, misalnya arus air kali yang mengalir dengan
derasnya di daerah pegunungan atau arus air terjun yang deras turun
dari perbukitan atau tempat yang lebih tinggi. Untuk melakukan
pemotretan efek air yang bergerak, maka perlu menggunakan kecerpatan
yang rendah anatara 15 atau 30, karena pemilihan kecepatan rendah itu,
maka kebutuhan akan keberadaan tripod harusdipenuhi agar kamera tidak
mengalami guncangan. Pemilihan ini didasari supaya arus deras dari air
tersebut dapat terekam dengan baik dalam waktu yang lebih lama,
sehingga menimbulkan kesan percikan air yang halus. Kalau tanpa
menggunakan filter, secara otomatis akan menciptakan keoveran dari
proses exposurenya. Tetapi kalau memakai filter ini cahaya disekeliling
akan diturunkan intensitasnya sehingga berdampak menciptakan suatu
keredupan dengan disertai proses exposure dalam waktu yang lama. Lamanya
proses penekanan shutter speed dari proses exposure tergantung dari
pemilihan filternya, karena pada jenis Filter Neutral Density (ND)
terdapat beberapa pilihan.
* Pemakaian Filter Neutral Density akan mengurangi pencahayaan yang
lebih, sehingga hasil gambar akan terlihat lebih tajam dan lembut
meskipun dengan menggunakan kecepatan di bawah standard *
d. Filter Graduated Neutral Density (GND)
Pada prinsipnya penggunaan Filter Graduated Neutral Density (GND)
mirip dengan Filter Neutral Density (ND), hanya perbedaannya terletak
pada nilai intensitas penurunannya. Pada Filter Graduated Neutral
Density (GND) nilai penurunannya adalah setengahnya dari Filter Neutral
Density (ND). Pemakaian filter ini cocok untuk pembuatan karya fotografi
bertemakan pada kategori Landscape atau pemotretan pemandangan Misalkan
pemandangan pegunungan atau pantai. Pada pemotretan pemandangan yang
luas nilai kelebihan cahaya selalu berada pada wilayah atas frame
bidikan, atau dengan kata laian kelebihan berada di wilayah langit.
Dengan pemakaian filter ini , maka intensitas kelebihan cahaya langit
akan dikurangi dan wilayah bagian di bawahnya tetap terjaga keasliannya.
Filter Graduated Neutral Density (GND) dalam visualisasi wujudnya
berbentuk kaca lingkaran yang warnanya ada dua bagian gelap dan clear
secara grdasi. Dua warna inilah yang menghasilkan efek pada foto bidikan
dengan karakter perbedaan intensitasnya. Dalam pemakiannya tentu saja
posisi warna gelap berada pada bagian atas sebagai berfungsi sebagai
penahan kuatnya cahaya langit.
* Pemakaian Filter Graduated Neutral Density (GND) akan mengurangi
cahaya yang lebih walaupun tidak sebanyak dengan Filter ND. Pemakaian
filter ini hasil foto akan tampak bagian atasnya yang menampilkan langit
terlihat lebih redup sedangkan bagian bawahnya terlihat normal *
e. Filter Polarizing
Filter Polarizing dalam fotografi memberikan nilai lebih pada
saturation yaitu akan menaikan ketajaman pewarnaan obyek bidikan hingga
hasilnya dapat menciptakan ruang yang dalam. Filter ini sangat baik
dalam menciptakan karya foto pemandangan atau bersifat natural.
Perbedaan hasil pemotretan sangat mencolok ketika kita memakai dan tidak
memakai filter ini. Selaian mencitakan ketajaman pewarnaan, filter ini
mampu meredam pantulan atau refleksi benda bidikan terhadap lensa
kamera, seperti pada pemotretan di sebuah kolam ikan atau aquarium.
Pantulan goyangan air yang menimbulkan efek akan diredam sehingga
hasilnya akan terlihat natural.
* Pemakaian Filter Polarizing akan menciptakan kedalaman pewarnaan
terhadap gambar sehingga hasilnya mencerminkan adanya ruang, dimana
gambar dari bidikan akan terlihat lebih hidup bagaikan dari aslinya *
f. Filter Infra Red/ Infra Merah (IR)
Filter Infra Red dalam fotografi berfungsi meloloskan sinar gelombang
infra red dan akan menahan dampak dari sinar lainnya yang masuk ke
dalam lensa kamera. Penggunaan filter ini akan menciptakan kesan
tersendiri sehingga hasilnya dapat digolongkan hasil karya fotografi
seni. Efek yang dihasilkan yaitu mampu membuat obyek bidikan terkesan
dalam pewarnaan bernuansa kemerahan. Penggunaan filter ini akan lebih
baik jika obyek yang difoto adalah pemandangan sehingga menghasilkan
sebuah karya foto dengan visualisasi pencerminan suasana imajinatif,
seolah-olah kita berada di alam yang lain . Efek keadaan nyata juga
dapat dihasilkan dengan berbagai macam karakter perpaduan warna
tergantung dari versi filter yang dipakainya.
* Pemakaian Filter Infra Red atau Flter Infra Merah akan menimbulkan
efek khusus yang mencerminkan kesan tersendiri bagaikan suasana di alam
lain apabila obyek yang dibidik adalah pemandangan. Hasil fotografi
dengan pemakaian Filter Infra Red akan menciptakan seni fotografi dimana
nilai seni akan tampak lebih tinggi *
g. Filter Soft atau Filter Close-Up
Filter Soft dalam fotografi adalah filter yang mampu menciptakan
kesan lembut atau efek halus terhadap obyek yang menjadi bidikannya itu.
Filter Soft sangat cocok untuk pemotretan model terutama dengan
pengambilan type of shotnya benbentuk Close-Up, seperti pemotretan model
untuk iklan sabun kecantikan atau alat-alat kecantikan lainnya. Dengan
memakai filter ini, maka obyek wanita yang dipotret secara close-Up itu
akan terlihat menggambarkan kelembutan pada paras wajahnya, sehingga
hasil foto terlihat cantik dan mulus. Filter ini juga ada yang
menggolongkannya pada Filter Close-Up yang berfung si sama yaitu
menciptakan secara deti tentang karakter dari obyek bidikan baik
manusia, hewan atau tanaman.
* Pemakaian Filter Close-Up akan menciptakan kesan kelembuatan pada
obyek terutama obyek wanita yang dipotret secara Close-Up. Hasil
fotografi ini sering dipakai dalam menciptakan sarana periklanan mialnya
Poster di majalah atau di koran *
h. Filter Gradasi
Filter Gradasi pada fotografi merupakan filter perpaduan secara
gradasi dari dua warna yang dapat menghasilkan efek pada hasil
pemotretan dengan karakter warna yang sama. Intensitas perpaduan dari
dua warna ini sangat halus perubahannya sehingga hasil foto tidak
terlihat patah dalam memisahkan warna-warna tersebut. Dalam filter ini
jenis perpaduan warnanya bergagam bisa merah denga kuningm merah dengan
hijau, merah dengan biru serta yang laiannya. Hasil karya ini hanya
untuk mendapatkan suatu kesan keunikan tersendiri sehingga hasilnya
dapat diklasifikasikan dalam fotografi seni.
* Pemakaian Filter Gradasi akan menciptakan gambar dengan pengolahan
warna secara gradasi. Warna yang dihasilkan sama persis dari warna
filternya yang terdiri dari dua warna dalam transisi yang lembut. Hasil
fotonya dari pemakaian filter ini dapat diklasifikasikan sebagai seni
fotografi *
i. Filter Star atau Filter Cross lens
Filter Star atau Filter Cross Lens dalam fotografi memberikan efek
bintang atau tanda silang pada foto yang obyek fotonya berkarakterkan
cahaya baik lampu pijar maupun cahaya lilin atau api. Filter ini sangat
baik ketika kita mau memotret sebuah pemandangan kota yang dipenuhi
dengan cahaya lampu jalan berpijar di malam hari. Apabila keadaan
tersebut dipotret dengan menggunakan Filter Cross Lens atau Filter Star,
maka cahaya lampu pijar dipinggir jalan tersebut akan menghasilkan efek
silang atau efek bintang bersinar. Demikian juga apa bila kita mau
pemotret cahaya lilin, maka akan menimbulkan efek bintang pada api lilin
tersebut.
* Pemakaian Filter Star atau Filter Cross Lens akan menciptakan efek
bintang atau sinar yang memancar dari cahaya lampu yang menjadi
obyeknya. Filter ini akan dapat menciptakan karya foto menarik, jika
yang dipotret adalah suasana malam hari dengan penuhcahaya lampu
terutama lampu berwarna-warni *
2. Flash (Cahaya Bantuan)
Flash atau disebut juga dengan istilah Blitz, merupakan salah satu
peralatan dalam fotografi yang berfungsi memberikan bantuan pencahayaan
secara elektrik. Dalam menciptakan karya fotografi adakalanya kita tidak
mempergunakan cahaya bantuan berupa cahaya elektrik yaitu flash, tetapi
menggunakan cahaya alam dengan mempermainkan pencahayaan yang tepat
antara ASA, kecepatan dan diafragma. Tetapi apabila kondisi dalam
keadaan yangminim cahaya misalnya pemotretan di dalam ruangan atau
didalam rumah maupun di dalam gedung, maka secara automatis flash
sebagai cahaya bantuan tentu kita perlukan terlebihlagi apabila
melakukan pemotretan di malam hari berada di luar gedung atau outdor,
maka keberadaan flash tidak dapat ditolak lagi.
Pada model kamera Digital Sigle Lens Reflex atau DSLR yang beredar di
tengah masyarakat sudah dilengkapi dengan cahaya bantuan flash. Dalam
penggunaannyapun sudah diatur melalui beberapa pemprograman yang telah
diseting oleh system kamera itu sendiri. Namun demikian jika kita
mempergunakan sistem manual dalam menentukan pencahayaan juga bisa
dilakukan dengan cara penghitungan naluri sendiri. Dalam mempergunakan
flash yang berasal dari kamera hendaknya diperhatikan besarnya kapasitas
kekuatan cahaya flash. Cahaya flash dalam bawaan kamera membunyai
jangkauan antara 1,5 meter hingga maksimal jangkauannya 5 meter. Apabila
melakukan pemotretan yang jaraknya lebih dari 5 meter misalnya ketika
melakukan pemotretan di sebuah konser musik diatas panggung dimana
posisi pemotret berada di jarak 10 meter, maka flash yang ada dikamera
tersebut tidak ada artinya atau tidak ada gunanya. Kenyataan itu cahaya
flash yang keluar disaat tombil shutter ditekan tidak menjangkau obyek
sasaran sehingga hasilnya terliat under atau kurang cahaya alias
gambarnya redup. Sebaliknya jika melakukan pemotretan terlalu dekat
dengan obyek maka hasilnya akan menyebabkan over hingga gambarnya
terlihat putih keterangan. Dari kenyataan itu, maka dalam mempergunakan
flas bawaan kamera agar memperhitungkan secara cermat jarak antara obyek
dengan kamera.
Jika kita melakukan pemotretan dengan hasil berkualitas baik dari
segi bantuan pencahayaan flash, maka perlu adanya lampu flash eksternal
atau terpisah. Lampu flash eksternal banyak jenisnya dari beragam merek
serta harga yang berfariafit, mulai dari yang murah dengan bentuk flah
yang sederhana sampai pada harga menengah bahkan harga yang mahal dengan
kualitas baik serta serta canggih dalam penggunaannya. Untuk
mensikronkan lampu flash eksternal disarankan memakai lampu flas yang
sama mereknya dengan kamera. Pemakian merek yang sama antara flash dan
amera akan mempermudah sinkronisasi dalam proses exposure. Pada lampu
flash menengah ke atas sudah dilengkapi dengan pengaturan secara
automatis yang disebut dengan TTL. Flash akan menyesuaikan dengan
kondisi ruangan serta menyikronkan dengan setingan antar diafragma dan
kecepatan. Namun jika kita menghendaki dengan cara manual juga bisa
dilakukan. Dalam mempergunakan flash ini perlu diperhitungkan kekuatan
dari sinar yang dihasilkan terhadap obyek bidikan, sehingga hasil yang
didapat bisa menjangkau secara merata dan terukur.
Dalam penggunaannya terdapat beberapa teknik, misalnya teknik
menempatkan langsung diatas kamera dengan mengarahlan lampu flash secara
langsung akan menghasilkan ketajaman efek garis hitam dibelakang obyek,
terutama untuk pemotretan obyek tunggal misalnya orang dengan bentuk
frame close-up, sehingga hasilnya kurang menarik. Terkecuali untuk jarak
yang jauh atau untuk obyek orang berkelompok, efek bayangan tidak
begitu jelas terlihat. Keadaan ini bisa dimklumi mengingat lokasi tidak
memungkinkan misalnya berada di luar atau di halaman. Keadaan akan lain
hasilnya jika pemotretan lampu flash diarahkan pada pemantulan dengan
cara memutar sudut arah flash ke atas dengan harapan cahayanya
dipantulkan melalui plafon yang ada di dalam ruangan. Cara seperti ini
akan menghasilkan foto yang merata pencahayaannya karena efek bayangan
akan jatuh di bawah obyek dan tidak akan terlihat didalam hasilnya.
Teknik ini dilakukan hanya khusus dalam ruangan atau gedung. Teknik lain
juga dapat diaplikasikan dengan cara memisah flash dari kamera dan
ditempatkan di samping atau dengan cara menambahnya dalam format satu
flash di taruh di atas kamera sementara flash yan lain ditaruh di
samping bisa kiri atau kanan yang terhubung dengan kabel atau alat
khusus sinkronisasi flash tanpa kabel. Pada teknik semacam ini akan
menghasilkan pencahayan merata dan tanpa ada bayangan meskipun obyek
yang dipotret adalah orang tunggal. Pada teknik ini flash yang ada di
atas kamera berfungsi sebagai key light untuk menyinari obyek sementara
flash yang ada diposisi samping berfungsi sebagai fill light untuk
menghantam bayangan obyek.
* Lampu Flash dalam fotografi berfungsi sebagai tambahan pencahayaan
secara elektrik ketika suasana dalam keadaan kurang cahaya. keberadaan
flash dalam kamera sangat berguna ketika suasana pemotretan dilakukan di
dalamruangan atau suasana malam di luar ruangan. Dalam kamera fotografi
terdapat dua jenis flash yaitu flash yang berada langsung pada kamera
atau flash internal dan flash yang dipasang secara terpisah sebagai
flash eksternal *
3. Tripod dan Monopod
Tripod dalam fotografi merupakan alat tambahan yang berfungsi sebagai
penyanggah kamera untuk meredam kamera dari guncangan atau getaran
ketika menggunakan kecepatan rendah. Dalam sebuah pemotretan apapun
ketika menggunakan kecepatan rendah di bawak 1/15 detik dipastikan
kemapuan tangan untuk menahan kamera dari getaran tidak dapat dielakkan,
oleh sebab itu guna mendapatkan hasil yang tajam, maka keberadaan
tripod sangat diperlukan. Keberadaan Tripod makin diperlukan ketika kita
akan menciptakan sebuah karya fotografi yang bernuansakan nilai seni,
misalkan memotret sebuah kota di malam hari dengan mengandalkan
kecepatan (B) dalam waktu sekian detik guna mendapatkan garis-garis
bercahaya dari sinar lampu mobil atau motor yang sedang melintas. Karena
pemotretan memerlukan waktu yang panjang dalam melakukan proses
exposure itu makan perlu adanya tripod guna menahan kamera dari getaran,
hingga hasilnya nanti tetap terjaga ketajaman gambarnya. Tripod juga
diperlukan dalam pemotretan yang bersifat multi exposure, dimana proses
pengeksekusiannya tidak lagi berdasarkan seper sekian detik, akan tetapi
memerlukan beberapa detik dalam proses pembakaran filmnya.
Sebuah alat penyanggah kamera dengan bentuk kaki tiga itu dalam
bentuk dan mereknya bermacam-macam misalnya Manfrotto, Slink Sprint,
Velbon serta merek-merek yang murah lainnya. Masing-masing merek
memproduksi beberapa jenis diantaranya ada yang besar dengan jangkauan
ketinggian tertentu dan ada juga yang kecil dengan jangkauan pendek
bahkan ada yang bentuknya mini. Pemilihan tripod tersebut tergantung
dari jenis kamera yang digunakan. Apabila kameranya hanya sekedar poket,
maka tidak perlu memakai tripod berukuran besar, namun cukup yang kecil
saja, karena sudah mampu menahan beban kamera yang ringan. Tetapi
apabila kamera yang digunakan mempunyai bebaban berat semacam kamera
medium dan SLR, maka perlu tripod dengan ukuran besar, supaya beban
kamera dapat ditahan secara maksimal hingga posisi kamera tetap kokoh
pada waktu digunakan dalam melakukan pemotretan.
Selain Tripod juga ada yang hanya berupa satu kaki saja dengan nama
Monopod. Fungsi alat ini pada dasarnya sama dengan Tripod yaitu sebagai
penahan kamera dari guncangan, namun bentuknya saja yang berbeda dan
keberadaan Monopod terlihat lebih fleksibel dalam melakukan pergerakan
dalam membidik obyek. Monopod sering dipakai oleh para fotografer dalam
menangkap suatu peristiwa yang obyeknya mengalami pergerakan misalnya
pertandingan sepak bola, Motor Cross termasuk para wartawan yang mencari
berita di beberapa instansi pemerintah dan swasta. Karena bentuknya
yang kecil itu, maka monopod mudah dibawa kemana-mana dalam melakukan
pergerakan dengan kata lain melakukan perubahan posisi kamera tanpa
harus menyetelnya lagi. Dari segi harga monopod lebih murah daripada
Tripod.
* Tripod dalam fotografi berfunsi sebagai penyanggah kamera agar
tetap kokoh dari getaran disebabkan dengan penggunaan kecepatan rendah
atau dengan pemakaian teknik multi exposure yang memerlukan pencahayaan
dalam hitungan beberapa detik. Berbagai macam jenis tripod beserta
karakternya yang harus disesuaikan dengan kebuthannya. Monopod pada
prinsipnya sama dengan tripod hanya kaki penyanggahnya saja yang
membedakan. Dalam pemotretan yang atraktif misalnya obyek bergerak orang
lebih banyak menggunakan monopod hal ini disebabkan karena
fleksibelitasnya dalam melakukan perpindahan lokasi pemotretan *
4. Shutter Release
Shutter Release adalah peralatan fotografi yang berfungsi untuk
menekan tombol kamera namun penekanannnya dilakukan dengan jarak jauh.
Alat ini berfungsi sebagai pengganti tangan untuk menekan tombol rana
dimana posisi pemotret bisa berada dekat dengan kamera mapun jauh dari
kamera. Pemakaian alat ini bisa dihubungkan dengan kabel yang disebut
Cable Release. Ukuran kabel bisa dekat dan juga bisa jauh tergantung
dari kebutuhan. Bentuk dasar dari Cable Release adalah semacam suntikan
dan cara kerjanya mirip ketika kita melakukan penyuntikan yaitu ditekan
ujung pegangannya. Dalam perkembangannya beberapa model tombol penekanan
digantikan semacam remote, namun masih menggunakan kabel. Pada
teknologi modern sebagai pelengkap dari kamera digital, peran kabel
digantikan dengan menggunakan semacam remote berteknologi wireless yang
dilengkapi dengan sensor sebagai alat sikronisasi terhadap kamera,
Sehingga dalam mengeksekusi pemotretan bisa dilakukan dengan jarak jauh
atau dengan suasana yang lebih leluasa.
* Shutter Release dalam fotografi berfunsi sebagai pengganti tangan
dalam menekan tombol kamera dan si pemotret bisa melakukannya dengan
mendekat pada kamera ataupun menjauh dari kamera. Awalnya Shutter
Release berupa kabel dan pada perkembangan teknologi digital dirubah
dengan menggunakan sistem remote secara wireless *
5. Vertical Grip
Vertical Grip dalam fotografi merupakan peralatan tambahan pada
kamera SLR pada umumnya yang berfungsi untuk kemudahan dalam membidik
obyek pada posisi frame foto berbentuk Potret atau posisi vertical. Pada
kondisi normal ketika melakukan pemotretan yang tidak dilengkapi dengan
alat Vertical Grip, maka posisi pemotret akan memutar tangan kanannya
kearah atas. Dalam kondisi seperti ini, posisi kedua tangan harus
memegang kamera secara kuat supaya kedudukan kamera tetap dalam keadaan
kokoh. Pada kondisi semacam ini posisi pemotret akan mengalami kesulitan
dalam mengendalikan kameranya, jika berada pada kerumunan orang banyak,
misalnya para wartawan yang memburu mentri untuk dimintai keterangan
seputar isu politik yang sedang berkembang. Situasi seperti ini jika
tidak hati-hati, maka akan menyebabkan kamera kesenggol dengan yang
lainnya dimana hasilnya akan berdampak pada kekaburan, apalagi kalau
kameranya jatuh, bisa buntung dibuatnya. Cerita akan lain kalau kita
menggunakan peralaan tambahan yaitu Vertical Grip, walaupun dengan
kondisi tangan satu, masih bisa dilakukan karena posisi dalam memegang
kamera seperti layaknya pemotretan biasa yaitu dalam posisi horizontal
atau bentuk landscape, sehingga tangan mampu menahan kamera secara
kokoh.
Keuntungan lain yaitu adanya penempatan battery tambahan atau
cadangan di dalam Vertical Grip ini. Dengan memakai alat ini, secara
automatis cadangan battery lebih banyak dan hal ini sangat menguntungkan
dikala melakukan perburuan obyek di dalam suatu perjalanan atau semacam
hunting di daerah pegunungan atau perbukitan. Karena sumber tenaga
penggerak kamera digital adalah battery, maka jika battery dalam keadaan
habis, secara automatis kamera tidak bisa digunakan dan moment estetis
akan lewat begitu saja di hadapan kita sambil melongo gak bisa melakukan
apa yang seharusnya dilakukan. Cerita akan lain jadinya bila
menggunakan alat semacam Vertical Grip, disamping untuk memudahkan dalam
pemotretan juga terhindar dari cepat habisnya battery sebagai tenaga
penggerak kamera digital.
* Vertical Grip merupakan perlengkapan dalam fotografi yang berfungsi
untuk mempermudah dalam melakukan pemotretan dalam posisi vertikal.
Dengan memakai Vertical Grip pada kamera SLR maka pemotretan seperti
melakukan dalam keadaan normal yaitu dalam posisi mendatar atau
landscape. Selain itu juga dapat menyimpan battery cadangan *
* TINGGALKAN KOMENTAR ANDA…
Silakan utarakan opini Anda terhadap tulisan ini, guna melatih dan
merangsang pemikiran hingga melahirkan suatu pendapat. Komentar yang
akan disampaikan hendaknya berkaitan dengan topik permasalahan yang
diulas… dan terima kasih sebelumnya… atas kunjungan Anda di Blog ini
serta menggoreskan opini lewat komentar…
Daftar Pustaka :
* Beberapa foto diunduh dari situs-situs terkait sesuai topik permasalahan semata-mata untuk “Kepentingan Misi Sosial” dalam bentuk pembelajaran maya berbagi pengetahuan pada sesama, Bukan untuk “Kepentingan Bisnis” *
Davis, Harold. 2011. Creative Lanscapes : Digital photography Tips & Techniques. Indianapolis, Indiana : Willy Publishing. Inc.
Story, Derrick. 2004. Digital Photography Hacks. Gravenstein Highway North. Sebastopol CA : O’ Reilly Media. Inc.
Sugiarto, Atok. 2006. Indah Itu Mudah, Buku Paduan Fotografi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sugiarto, Atok. 2006. Cuma Buat yang Ingin Jago Foto. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Hadiiswa. 2008. Fotografi Digital: Membuat Foto Indah dengan Kamera Saku. Jakarta : Mediakita.
Alwi, Audy Mirza. 2004. Fotografi Jurnalistik : Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa. Jakarta : Bumi Askara.
Giwanda, Griand. 2001. Paduan Praktis Belajar Fotografi. Jakarta : Puspa Swara.
Giwanda, Griand. 2002. Paduan Praktis teknik Studio Foto. Jakarta : Puspa Swara.
Mulyanta, Edi. S. 2007. Teknik Modern Fotografi Digital. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Ardiansyah, Yulian. 2005. Tip & Trik Fotografi Teori dan Aplikasi Belajar Fotografi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Feininger, Andreas, Edit : RM. Soelarko. 1999. The Complete Photographer. Segi Teknik Fotografi. Semarang : Dahara Prize.
ARPS, Ray Hayward, Edit : RM. Soelarko. 2002. The Craft of Photography. Semarang : Dahara Prize.
Beberapa situs terkait dengan topik permasalahan dan diinterpretasikan ulang tetapi tidak mengurangi substansi di dalamnya.
Sumber : http://teguh212.weblog.esaunggul.ac.id/2012/11/03/teknik-kamera-fotografi-4-peralatan-pendukung/
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon